Bleduran, Permainan Tradisional Betawi yang Sering Dimainkan Selama Bulan Ramadan
Bleduran merupakan salah satu permainan tradisional Indonesia yang berasal dari budaya Betawi. Apakah Anda pernah mencoba permainan yang unik ini?
Umumnya, Bleduran dimainkan pada malam-malam bulan Ramadan dan dapat diikuti oleh berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Memahami Permainan Bleduran
Berdasarkan buku Permainan Populer Tradisional Betawi, Bleduran adalah permainan yang menggunakan bambu sebagai alat clickbet88 alternatif utamanya. Meskipun berasal dari budaya Betawi, permainan ini juga dapat ditemukan di berbagai daerah lain di Indonesia dengan nama yang berbeda.
Secara esensial, Bleduran adalah permainan meriam bambu yang dimainkan pada malam hari. Di beberapa wilayah Indonesia, permainan ini dikenal dengan sebutan dhul di Solo, bumbung atau long bambu di Jawa Tengah, serta bunggo di Gorontalo dan daerah timur lainnya.
Menurut sejarahnya, permainan Bleduran terinspirasi oleh meriam tentara Belanda yang dahulu ada di Nusantara. Oleh karena itu, nama dan bentuk permainan ini mirip dengan senjata yang digunakan oleh tentara tersebut.
Dahulu, permainan ini sangat populer di kalangan anak-anak untuk mengisi waktu luang mereka di malam bulan Ramadan. Pada bulan suci ini, masyarakat umumnya berkumpul di masjid atau musala setempat untuk melaksanakan ibadah malam secara bersama-sama.
Pada kesempatan tersebut, anak-anak di sekitar wilayah juga ingin ikut hadir. Permainan Bleduran biasanya menjadi hiburan bagi mereka sebelum pulang ke rumah untuk beristirahat.
Namun, seiring berjalannya waktu, permainan Bleduran mulai jarang ditemui. Banyaknya pilihan hiburan lain yang tersedia bagi anak-anak membuat permainan ini mulai dilupakan.
Meski begitu, Anda masih dapat menemukan permainan ini di beberapa perkampungan yang memiliki banyak lahan kosong.
Cara Bermain
Ketersediaan lahan kosong sangat penting untuk menjalankan permainan ini, karena Bleduran dapat berbahaya jika dimainkan di area sempit.
Sebelum bermain Bleduran, Anda perlu mencari sebatang bambu tua, yang akan diubah menjadi meriam dalam permainan ini.
Bambu yang digunakan sebaiknya memiliki diameter antara 10 hingga 17 cm, dan dipotong sepanjang satu meter atau kurang lebih tiga ruas.
Selanjutnya, Anda akan melubangi celah antara ruas kedua dan ketiga, serta memberi lubang sekitar satu cm di ruas kedua.
Lubang ini berguna sebagai tempat untuk menyalakan api saat permainan berlangsung. Setelah bambu siap dibentuk, Anda hanya perlu menyiapkan bahan peledak dari karbit atau minyak bakar.
Setelah semua persiapan selesai, setiap pemain dapat beranjak ke area terbuka untuk bermain. Masing-masing pemain akan memposisikan bambu yang telah dibentuk miring, dengan ruas yang tidak dilubangi di bagian bawah.
Kemudian, setiap pemain akan memasukkan bahan peledak ke dalam lubang kecil yang telah dibuat sebelumnya. Selanjutnya, mereka dapat menyalakan api di lubang tersebut, dan bambu dalam permainan ini akan mengeluarkan suara keras layaknya dentuman meriam.